Jumat, 12 Juni 2015

Biografi Soekarno

Biografi Soekarno

Ir. Soekarno adalah presiden pertama RI sekaligus tokoh yang memiliki peran besar dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 silam. Karena jasa-jasanya, banyak yang membuat biografi Soekarno baik oleh penulis dalam maupun luar negeri. Ir. Soekarno atau juga akrab dipanggil Bung Karno adalah tokoh dari Blitar yang kemudian menjadi pahlawan proklamasi bersama Mohammad Hatta wakil presidennya kala itu. Meskipun berasal dari Blitar namun Soekarno lahir di Surabaya tepatnya 6 Juni 1901 dengan nama asli Koesno Sosrodiharjo.
Karena sering menderita sakit yang konon disebabkan namanya tidak sesuai, maka kemudian namanya diganti Soekarno. Soekarno sendiri lahir dari buah cinta pasangan Raden Soekemi dan Ida Ayu Nyoman Rai.

Semasa hidup Soekarno mempunya 3 orang istri. yaitu Fatmawati istrinya yang pertama dikaruniai 5 orang anak, yaitu Megawati Soekarnoputri (Ketua Umum DPP PDI-P), Sukmawati Soekarnoputri, Rachmawati Soekarnoputri, Guntur Soekarnoputra  , dan serta Guruh Soekarnoputra. Sedangkan istri kedua bernama hartini memberi 2 orang anak Taufan dan Bayu, sementara istri ke 3 adalah wanita keturunan Jepang bernama Naoko Nemoto yang kemudian berganti nama Ratna Sari Dewi yang memberi 1 orang anak bernama Kartika.

Perjalanan Hidup Ir. Soekarno

Masa kecil Soekarno dihabiskan di kota Blitar kemudian ia melanjutkan pendidikan di Hoogere Burger Scholl (HBS). Setelah lulus tahun 1920 kemudian ia masuk Technische Hooge School (THS) yang kini berganti nama menjadi ITB. Disana Soekarno menimba ilmu selama 6 tahun untuk mendapatkan gelar insinyur. Karier politiknya dimulai ketika ia mendirikan Partai Nasional Indonesia pada 4 Juli 1927 dengan ajaran Marhaenisme. Tujuan pembentukan partai tersebut agar Indonesia menjadi negara merdeka dan lepas dari penjajahan bangsa Belanda.

Karena keberaniannya, pada tahun 1929 Soekarno ditangkap dan dipenjarakan di Suka Miskin oleh pemerintah kolonial Belanda. Menurut sumber dari pemerintah kolonial Belanda kala itu, Soekarno dikenal sebagai seorang tahanan yang piawai menghasut pikiran orang lain agar memiliki keinginan kuat untuk merdeka.  Karena dianggap orang yang cukup berbahaya, beliau ditempatkan di tahanan isolasi supaya tidak mendapat informasi dari luar penjara. Berbulan-bulan ditahan di Suka Miskin membuat Soekarno tidak bisa berkomunikasi dengan rekan seperjuangannya. Setelah kurang lebih 2 tahun ditahan di penjara Sukamiskin kemudian Soekarno dibebaskan, tepatnya Desember 1931. 

Pembelaan “Indonesia Menggugat”

Sidang kasus Soekarno baru dilakukan setelah 8 bulan berlalu. Kala itu Soekarno mengajukan pembelaan yang kemudian terkenal dengan sebutan “Indonesia Menggugat”. Disitu Soekarno menyebut bahwa bangsa Belanda adalah bangsa yang serakah dan telah merampas hak kemerdekaan Indonesia. Pembelaan tersebut membuat pemerinta kolonial Belanda marah besar sehingga Partai Nasional Indonesia bentukan Soekarno dibubarkan pada Juli 1930. Selepas keluar dari tahanan Soekarno kemudian bergabung dengan Partindo sebab ia sudah tidak mempunyai partai lagi. Tak lama setelah didaulat sebagai pemimpin Partindo, Soekarno kembali ditangkap oleh pemerintah Belanda dan diasingkan ke pulau Flores. Empat tahun kemudian ia dibuang ke Bengkulu, disitulah Soekarno bertemu dengan Mohammad Hatta. Keduanya lalu menjadi teman seperjuangan untuk kemudian memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

Sebagai Proklamator Kemerdekaan Republik Indonesia

Tepat tanggal 17 Agustus 1945 Soekarno dan Mohammad Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia dan tanggal tersebut diperingati sebagai hari Kemerdekaan Indonesia dimana kemudian Pancasila dirumuskan sebagai dasar negara Indonesia. Proklamasi kemerdekaan itulah yang kemudian menciptakan sejarah baru bagi bangsa Indonesia dimana Ir. Soekarno serta Mohammad hatta menjadi presiden dan wakil presiden pertama Republik Indonesia.

Tahun 1960 terjadi pergolakan politik di Indonesia yang disebabkan pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang kemudian dikenal dengan pemberontakan G30-S/PKI. Peristiwa ini menyebabkan pemerintahan Soekarno serta Orde Lama berakhir ditandai dengan keluarnya Surat Perintah 11 Maret (Supersemar), yang berisi pemberian wewenang dari Soekarno ke Soeharto untuk mengendalikan dan menjaga ketertiban negara. Dari sinilah kemudian Soeharto menjadi presiden kedua Republik Indonesia.

Setelah tidak lagi menjabat sebagai presiden, Soekarno banyak menghabiskan waktunya di istana Bogor. Semakin lama kondisi kesehatan Soekarno terus menurun sehingga terus mendapat perawatan dari tim dokter kepresidenan. Namun tepat tanggal 21 Juni 1970 Ir. Soekarno menghembuskan nafas terakhirnya di RSPAD Gatot Subroto Jakarta. Kepergian sang proklamator menyisakan luka mendalam bagi segenap bangsa Indonesia. Ir. Soekarno kemudian dimakamkan di Blitar dekat dengan makan sang ibunda, Ida Ayu Nyoman Rai.(nka2305)

Tidak ada komentar :

Posting Komentar